Stabilitas Pangan Dan Sumber Pembiayaan Berkelanjutan

Penting untuk melakukan alternatif pembiayaan berkelanjutan guna mendukung sistem pangan yang lebih kuat. Masyarakat hadapi banyak tantangan dalam isu kesejahteraan ketahanan pangan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan populasi yang cepat dan adanya dampak dari perubahan iklim.

Badan PBB untuk pangan dan pertanian atau Food and AgricultureOrganization (FAO) mengartikan ketahanan pangan sebagai suatu keadaan semua orang mempunyai akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi.

4 pilar utama yang ada dalam definisi tersebut, meliputi :

a. ketersediaan pangan sebagai pemenuhan pasokan pangan untuk kebutuhan populasi

b. akses pangan sebagai individu yang mampu memperoleh pangan yang dibutuhkan

c. pemanfaatan pangan sebagai pengolahan dan konsumsi pangan yang bergizi

d, stabilitas pangan sebagai ketahanan pada fluktuasi ketersediaan dan harga pangan

” Ketahanan pangan tidak hanya bergantung pada produksi , tetapi juga distribusi yang adil serta aksesibilitas yang memadai” kata Dr. Aditi Mukherji dari International Water Management Institute.

Para pakar menyetujui pembangunan berkelanjutan membutuhkan ketahanan pangan sebagi pondasi. Selain itu , aspek sosial dan ekonomi turut berperan penting dalam mencapai ketahanan pangan tersebut.

Profesor Olivier De Schutter mantan  Pelapor khusus PBB hak atas pangan menekankan bahwa bagi negara berkembang, perubahan iklim dapat memperburuk rawan pangan sehingga banyak tantangan yang dihadapi petani. Karena perubahan iklim tersebut dapat menimbulkan fluktuasi iklim ekstrem yang berpengaruh terhadap produksi pertanian. Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan dampak lingkungan.

Urbanisasi yang pesat dapat merubah pola konsumsi dan distribusi pangan. Pada tahun 2050 populasi dunia dapat mencapai 9,7 miliar dengan resiko permintaan pangan meningkat. Hal ini di kemukakan berdasarkan laporan FAO. Pelelitian Intergovernmental Panel On Climate Change (IPCC)memperingatkan jika mitigasi tidak segera dilakukan,  akibatnya ketahanan pangan dapat semakin terancam.

Pembiayaan berkelanjutan dapat menjadi solusi investasi pertanian yang ramah lingkungan serta akses pangan dapat meningkat. Langkah ini merupakan metode investasi dengan pertimbangan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Jenis-jenis pembiayaan berkelanjutan meliputi :

  1. investasi hijau fokus pada proyek yang mendukung pertanian berkelanjutan. Word Bank menyatakan investasi dalam praktik pertanian ramah lingkungan serta meningkatkan ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan.
  2. microfinance memberi akses pembiayaan terhadap petani kecil dan usaha pertanian lokal. Berdasarkan penelitian oleh Consultative Group to Assist the Poor (CGAP) menyatakan investasi ini dapat meningkatkan penghasilan petani dan mengurangi kemiskinan.
  3. Crowfunding memungkinan masyarakat melakukan investasi pada proyek pertanian lokal. Dalam laporan oleh Global Impact Investing Network (GIIN), crowdfunding  membantu mendanai berbagai inisiatif ketahanan pangan di seluruh dunia.

Hubungan ketahanan pangan dan pembiayaan berkelanjutan :

a. produktivitas pertanian meningkat karena pembiayaan berkelanjutan membuat petani dapat mengakses teknologi dan praktik pertanian yang lebih mudah dan praktis.

b. diversifikasi sumber pangan  dapat mendukung penelitian dan varietas pangan baru yang tahan terhadap perubahan iklim dan hama.

c. mendorong pertanian berkelanjutan yang dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari praktik pertanian. seperti penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan mendorong pertanianorganik.

Keterpaduan antara ketahanan pangan dan pembiayaan berkelanjutan sangat krusial guna mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama di tengah tantangan global yang terus berubah. Oleh karena itu, perlu kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil  untuk membangun sistem pangan yang kuat dan berkelanjutan.

Sumber : antaranews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *