Dr. Ir. Novi Caroko, S.T., M.Eng, dosen Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melakukan pengabdian masyarakat untuk mendukung kesejahteraan petani (15/3/25). Mengusung tema teknologi ketahanan, diversifikasi energi, dan penguatan komunitas, Dr. Novi Caroko mengajak kelompok tani Kadang Tani sebagai mitra pengabdian. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai manfaat proses pirolisis dalam pengolahan limbah sisa hasil pertanian.
Kelompok Tani Kadang Tani. Sumber: dok. pribadi
Kelompok tani Kadang Tani merupakan salah satu kelompok tani yang berada di Jl. Nogosaren Kidul, Nogosaren, Nogotirto, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Komoditas Utama yang ditanam kelompok tani ini antara lain padi, jagung, dan kacang tanah. Kegiatan budidaya tanaman yang dilakukan menghasilkan limbah yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, kelompok tani Kadang Tani sering mengalami permasalahan dalam proses budidaya, seperti serangan hama. Langkah pengendalian yang biasa dilakukan adalah menggunakan pestisida sintetis yang berdampak buruk terhadap lingkungan.
Baca Juga:
Oleh karena itu, Dr. Novi Caroko mengembangkan teknologi untuk mengelola limbah pertanian tersebut menjadi pestisida organik melalui metode pirolisis. Metode tersebut memungkinkan limbah sisa hasil pertanian diolah menjadi arang dan cairan pirolisis yang bermanfaat sebagai campuran media tanam serta pestisida nabati.
Pengabdian masyarakat dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan, seperti manufaktur alat serta penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan manufaktur alat mencakup berbagai kegiatan mulai dari pemilihan bahan, teknik permesinan, perakitan komponen, hingga pengujian untuk memastikan bahwa alat memenuhi spesifikasi dan fungsi yang sesuai.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan dilakukan dengan pemaparan materi mengenai cara pembuatan arang dan pestisida nabati melalui proses pirolisis. Kemudian, kegiatan selanjutnya adalah pelatihan cara menggunakan alat pirolisis.
Baca Juga:
Salah satu peserta pengabdian, Agung Riyadi, menyampaikan bahwa program ini sangat membantu meningkatkan pemahamannya tentang pengelolaan limbah secara berkelanjutan. Agung berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut ke daerah lain, agar semakin banyak petani yang bisa merasakan manfaat dari pengolahan limbah menjadi produk yang bernilai.