Bahaya Mikroplastik bagi Lingkungan dan Manusia

Seringkali, kita menemui limbah plastik di sekitar lingkungan, baik di daratan maupun di perairan. Mikroplastik adalah salah satu jenis limbah plastik yang mencemari lingkungan dan berpotensi merugikan bagi kehidupan.

Mikroplastik, sesuai namanya yang mengandung kata “mikro” yang berarti kecil, merupakan bentuk plastik yang sangat kecil yang dapat ditemukan di berbagai tempat atau bahkan terperangkap dalam benda-benda tertentu. Walaupun ukurannya sangat kecil dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang, mikroplastik tetap merupakan limbah yang berbahaya.

Apa itu Mikroplastik?

Mikroplastik adalah potongan plastik kecil yang dapat mencemari lingkungan, dengan ukuran yang umumnya didefinisikan memiliki diameter kurang dari 5 mm, meskipun ukurannya bisa jauh lebih kecil dan sulit terlihat.

Mikroplastik seringkali ditemukan di lingkungan, termasuk di perairan, seperti sungai. Sumbernya berasal dari penguraian sampah plastik yang lebih besar yang tidak dapat terurai dengan sempurna, menghasilkan mikroplastik ini. Ada dua jenis utama mikroplastik, yaitu mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder.

  1. Mikroplastik Primer: Jenis ini sangat kecil dan berasal dari bahan tambahan plastik dalam produk manusia, seperti polyethylene microbeads dalam kosmetik, sabun, deterjen, dan pakaian.
  2. Mikroplastik Sekunder: Jenis ini berasal dari degradasi sampah plastik yang lebih besar di lautan. Penggunaan plastik sekali pakai adalah salah satu sumber utama terbentuknya mikroplastik ini.

Mikroplastik yang berukuran kecil tersebar luas di berbagai lingkungan, terutama di perairan. Ketika mikroplastik tidak dapat terurai, hal ini dapat memiliki dampak serius pada berbagai aspek kehidupan, termasuk lingkungan dan kesehatan manusia.

Dampak Mikroplastik pada Lingkungan

Kedua jenis mikroplastik ini ditemukan dalam berbagai lingkungan, termasuk dalam perairan laut, sedimen sungai, estuari, sedimen di sekitar terumbu karang, dan bahkan dalam perut ikan. Jenis yang paling umum adalah serat dan fragmen yang berasal dari pakaian serat sintetis, alat pancing, dan jaring ikan.

Mikroplastik dapat memasuki rantai makanan di laut, menggantikan plankton dan berpotensi mengurangi populasi ikan kecil dan pemangsa mereka. Sebagai contoh, hiu gangga di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah terancam punah karena ketidakseimbangan populasi di bawahnya.

Dalam beberapa kasus, mikroplastik dapat menjadi beracun ketika dikonsumsi oleh biota laut. Ketika ikan dan makhluk laut lainnya mengonsumsi mikroplastik, ini dapat mengakibatkan kerusakan organ pencernaan, penurunan energi, gangguan sistem reproduksi, dan bahkan kematian.

Dampak Mikroplastik pada Manusia

Mikroplastik yang tercemar di lingkungan perairan juga dapat mempengaruhi manusia. Manusia dapat terpapar mikroplastik melalui konsumsi ikan dan hewan laut yang terkontaminasi oleh limbah plastik, penggunaan garam dalam pengawetan ikan, serta melalui paparan benda plastik yang telah lapuk.

Mikroplastik dalam tubuh manusia dapat menyebabkan dampak kesehatan, termasuk:

  1. Risiko Kanker: Endapan mikroplastik dalam tubuh manusia dapat menimbulkan peradangan yang berpotensi memicu perkembangan tumor dan kanker.
  2. Gangguan Sistem Endokrin: Bahan kimia dalam plastik dapat mengganggu sistem hormonal manusia, dengan zat aditif plastik yang dilepaskan dan terakumulasi dalam tubuh.
  3. Gangguan Kekebalan Tubuh: Mikroplastik diduga dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan dapat menyebabkan stres oksidatif dan perubahan DNA.
  4. Gangguan Pernapasan: Mikroplastik dalam udara dapat mengganggu sistem pernapasan manusia, terutama jika terhirup.
  5. Pembengkakan Usus: Mikroplastik dalam tubuh manusia dapat berinteraksi dengan darah dan menyebabkan pembengkakan usus, serta dampak pada organ lain.

Untuk mengurangi dampak mikroplastik, tindakan-tindakan pencegahan dapat dilakukan, seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menghindari pemanasan makanan dalam wadah plastik, dan berpartisipasi dalam praktik-praktik ramah lingkungan, seperti prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Upaya kolektif untuk mengatasi masalah ini sangat penting untuk melindungi lingkungan dan kesehatan manusia dari dampak negatif mikroplastik.

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *