Ketua Bidang UMKM Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ronald Walla ungkapkan 69% pelaku UMKM di Indonesia tidak paham Sustainable Development Goals (SDGs). Padahal SDGs merupakan landasan bagi praktik ekonomi berkelanjutan.
Menurutnya, pelaku UMKM kesulitan memenuhi persyaratan kepatuhan lingkungan dan emisi gas rumah kaca. Hal tersebut menjadi salah satu tantangan dalam penerapan praktik ekonomi berkelanjutan. Berdasarkan hasil riset menunjukkan 78% perusahaan kecil alami kerugian akibat persyaratan kepatuhan lingkungan dan emisi gas rumah kaca terlalu tinggi.
Dalam hal ini pemerintah berperan penting untuk menghadapi tantangan tersebut agar dapat menciptakan lingkungan yang mendukung sehingga UMKM dapat berkembang. Upaya pemberdayaan UMKM dapat dilakukan dengan berbagai program pengembangan kapasitas, pelatihan keberlanjutan,dan hibah teknologi hijau.
Ketua National Center for Corporate Reporting (NCCR) Ali Darwin juga mengungkapkan tantangan dalam penerapan praktik berkelanjutan bagi UMKM. Seperti akses keuangan yang terbatas, kurang kesadaran praktik berkelanjutan,dan peraturan lingkungan yang kompleks.
Meski begitu, ia menyampaikan terjadi peningkatan pada jumlah UMKM yang mengadopsi prinsip keberlanjutan sebagai bagian dari model bisnis mereka.Upaya tersebut menciptakan dampak positif dan menjadi pembeda bagi pelaku UMKM tersebut sehingga mereka dapat menawarkan keunikan dan berkompetisi dengan pengusaha lain.
Menurutnya , UMKM perpotensi menjadi pendorong utama pada penerapan praktik berkelanjutan karena memiliki keluwesan dalam beradaptasi. Sehingga mereka mampu mengadopsi praktik berkelanjutan sesuai SDGs dalam bisnis mereka.
UMKM juga dapat berperan penting dalam pencapaian tujuan pengurangan kemiskinan (SDGs 1), peningkatan kesejahteraan (SDGs 2), pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan (SDGS 8).
“Dengan merangkul praktik berkelanjutan, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan dampak lingkungan dan sosialnya tetapi juga meningkatkan daya saing dan kelangsungan jangka panjangnya,” imbuhnya.
NCCR berkolaborasi dengan Institute of Certified Sustainability Practitioners (ICSP),Universitas Kristen Maranatha, dan Universitas Katolik Parahyangan. Dengan menggelar The 9th Sustainability Practitioner Conference (SPC) di Universitas Maranatha Bandung,Jawa Barat. Tujuannya agar kesadaran pentingnya penerapan aspek keberlanjutan dan mendukung bagi UMKM dapat meningkat.
Konferensi di selenggarakan secara hybrid dengan membahas sejumlah strategi keberlanjutan yang sesuai dengan SDGs. Hal ini merupakan salah satu bentuk komitmen global dan nasional dalam menyelamatkan Bumi dan menyejahterakan masyrakat.
Sumber : antaranews.com