Tim pengabdian dari Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta bekerja sama dengan Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) bertema pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular. FGD ini bertujuan untuk mengoptimalkan penerapan ekonomi sirkular di Pondok Pesantren An-Nur melalui konversi maggot BSF menjadi pelet bernutrisi.
Kegiatan ini turut menghadirkan narasumber internasional, Dr. Jau-Rong Chen (Kelly) dari Ming Chi University of Technology, Taiwan. Tim pengabdian terdiri dari Nurna Pratiwi dan Novi Diah Wulandari dari Program Studi Manajemen, serta Nurlina Harli dari Program Studi Agribisnis. Mereka memfasilitasi pelatihan dan pendampingan teknis kepada santri dan pengelola pesantren dalam mengolah limbah organik menjadi produk bernilai tambah. Pondok Pesantren An-Nur telah menerapkan budidaya maggot Black Soldier Fly (BSF) sebagai bagian dari pengelolaan limbah dapur dan kantin santri, dengan produksi mencapai rata-rata 50 kg per hari.
Maggot Black Soldier Fly (BSF)
Namun, keterbatasan daya simpan maggot segar dan belum adanya sistem manajemen produksi yang terstruktur menimbulkan tantangan oversupply dan kerugian ekonomi. Melalui FGD ini, peserta dibekali keterampilan dalam proses pengeringan, pencampuran, formulasi nutrisi, serta pencetakan pelet maggot menggunakan mesin. Produk pelet yang dihasilkan memiliki daya simpan lebih lama dan lebih praktis dalam distribusi. Dalam sesi diskusi, Dr. Chen menyampaikan pentingnya inovasi sosial dan hilirisasi produk berbasis komunitas sebagai strategi pembangunan berkelanjutan. Ia mengapresiasi inisiatif pesantren dalam membangun ekosistem ekonomi sirkular yang inklusif. Ia juga menilai kegiatan ini berhasil meningkatkan kapasitas teknis dan manajerial mitra, serta membuka peluang ekonomi baru bagi pesantren. Kolaborasi antara akademisi dan komunitas lokal menjadi kunci dalam menghadirkan solusi berkelanjutan bagi pengelolaan sampah di lingkungan pesantren.
Baca Juga
-
Melihat Penumpukan Sampah di Sungai Dosen UMY Melakukan Inovasi
-
Stabilitas Daya Beli Untuk Mewujudkan Ekonomi Inklusif Dan Berkelanjutan
Anis Sulkhan Fadlil, M.Pd., selaku pengelola Pondok Pesantren An-Nur, menyambut baik pelaksanaan FGD ini. Ia menilai kegiatan tersebut sangat relevan dengan kebutuhan pesantren dalam mengelola limbah secara berkelanjutan.
“Kami menyadari bahwa pengelolaan sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga soal pemberdayaan. Melalui FGD ini, kami mendapatkan banyak wawasan baru, terutama dalam hal hilirisasi maggot sebagai produk ekonomi yang berpotensi besar. Kehadiran tim pengabdian UNU Yogyakarta dan Dr. Jau-Rong Chen sangat membantu kami dalam melihat arah pengembangan yang lebih strategis,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran pesantren sebagai agen perubahan dalam isu lingkungan. “Pesantren harus menjadi contoh dalam membangun kesadaran ekologis. Kami berharap kegiatan ini menjadi awal dari transformasi yang lebih luas, baik dalam aspek teknis maupun manajerial,” tambahnya.
Dr. Jau-Rong Chen Mendampingi Kegiatan Pengabdian Masyarakat
Baca Juga
-
UMY Bantu Masyarakat Kelola Lahan Pekarangan untuk Budidaya Tanaman Sistem Vertikultur
-
Dosen UMY Perkenalkan Agroedukasi sebagai Wahana Pendidikan Lingkungan Hidup di SD Negeri Brajan
Kegiatan FGD ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang mendapatkan pendanaan dari Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi. Melalui pelatihan teknis, penerapan teknologi, dan penguatan kapasitas manajerial, kegiatan ini mendorong hilirisasi produk maggot menjadi pelet pakan ternak yang lebih bernilai dan berkelanjutan.
Kehadiran pakar internasional, Dr. Jau-Rong Chen dari Taiwan, memperkaya diskusi dengan perspektif global tentang inovasi sosial dan ekonomi sirkular. Dukungan aktif dari pengelola pesantren dan antusiasme peserta menunjukkan bahwa kolaborasi antara akademisi dan komunitas lokal mampu menciptakan solusi nyata yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi dan lingkungan pesantren. Dengan semangat keberlanjutan dan pemberdayaan, kegiatan ini menjadi langkah awal menuju transformasi pengelolaan sampah yang lebih inovatif, inklusif, dan berdaya saing.